Mengelola Time Frame dan Stoploss
Bagian ini akan membahas:
- Time Frame dan penyesuaian dengan strategi trading
- Penempatan stoploss dan pemilihan jenis stop
- Trailing stop
Time Frame
Salah satu faktor penyebab buruknya kinerja trading adalah kesalahan memilih time frame yang sesuai dengan kebutuhan atau karakter investor bersangkutan.
Seseorang bisa saja menganggap weekly atau daily chart bergerak sangat lamban dan menghasilkan sinyal yang sedikit. Menurutnya, grafik intraday lebih sesuai, menghasilkan banyak sinyal dan bergerak cepat sesuai metode dan kepribadiannya. Tetapi seorang yang lain dapat merasakan yang sebaliknya
Menggunakan timeframe dalam grafik memungkinkan anda untuk mengambil keputusan berdasarkan strategi trading. Seorang trader yang menggunakan grafik daily atau weekly dan bertransaksi hanya beberapa kali setahunmembutuhkan modal lebih besar. Jangka waktu lebih panjang juga berarti penambahan biaya overnight and resiko gap (terutama dalam perdagangan saham dan futures)
Seorang trader yang menggunakan grafik 1-15 menit, cenderung bertransaksi sekitar 200 lot sebulan, dengan profit kecil. Pembutuhan modal biasanya kecil, asalkan tidak terlalu banyak kerugian yang berurut dan tidak ada biaya overnight karena posisi biasanya ditutup pada hari yang sama.
Berikut ini adalah panduan untuk menyesuaikan timeframe berdasarkan strategi anda:
Long term
Grafik : Daily (D1) & Weekly (W1)
Transaksi : Biasanya 2 atau 3 trades/ tahun, potensi profit besar
Drawdown : Besar akibat stop loss yang jauh
Overnight : Biaya overnight dan resiko gap
Grafik : Daily (D1) & Weekly (W1)
Transaksi : Biasanya 2 atau 3 trades/ tahun, potensi profit besar
Drawdown : Besar akibat stop loss yang jauh
Overnight : Biaya overnight dan resiko gap
Short term
Grafik : Hourly (H1)
Transaksi : Medium, 5-20 transaksi/bulan, potensi profit relatif besar
Drawdown : Lebih sedikit, stop loss kecil
Overnight : Ada biaya jika disimpan overnight
Grafik : Hourly (H1)
Transaksi : Medium, 5-20 transaksi/bulan, potensi profit relatif besar
Drawdown : Lebih sedikit, stop loss kecil
Overnight : Ada biaya jika disimpan overnight
Intra day
Grafik : Minutely, 1 menit (M1), 5 menit (M5), 15 menit (M15)
Transaksi : 20-100an / bulan, potensi profit kecil per transaksi
Drawdown : Besar, akibat gejolak harga
Overnight : Tidak ada biaya overnight
Grafik : Minutely, 1 menit (M1), 5 menit (M5), 15 menit (M15)
Transaksi : 20-100an / bulan, potensi profit kecil per transaksi
Drawdown : Besar, akibat gejolak harga
Overnight : Tidak ada biaya overnight
Penempatan Stoploss
Penentuan kapan harus keluar posisi disaat rugi atau untung memiliki manajemen sendiri. Stop order adalah tindakan atau perintah menutup posisi terbuka yang dipergunakan untuk merealisasikan target keuntungan atau membatasi jumlah kerugian seorang trader atau investor dalam setiap kali pengambilan keputusan trading.
Likuidasi posisi dalam trading secara umum terbagi dalam dua katagori;
- Stop loss order, yakni menutup posisi (close position) beli di bawah harga masuk (open position) atau menutup posisi jual di atas harga masuk yang dipergunakan untuk membatasi jumlah kerugian trading.
- Take Profit (target), adalah menutup posisi beli (close) di atas harga masuk (open) atau menutup posisi jual (close) di bawah harga masuk (open), yang dipergunakan untuk merealisasikan keuntungan.
Dalam manajemen trading, ada dua kategori utama cara menentukan stop loss:
1. Equity dan Margin Stop
Ekuiti stop merupakan stop yang termudah, seorang trader atau investor dapat menentukan stop level berdasarkan presentase atau jumlah tertentu dari ekuitinya setiap kali melakukan transaksi. Misalnya, seorang trader konservatif menetapkan 2% resiko dari total ekuitinya dalam setiap kali transaksi. Jika ekuitinya berjumlah $10,000, maka stop setiap transaksi adalah $200 atau 20 poin jika menggunakan 1 lot transaksi Euro. Persentase tersebut dapat disesuaikan dengan karakter sendiri, namun ummumnya profesional menyarankan tidak melebihi 5% dari equity. Sehingga bahkan dalam 10 kali kesalahan trading sekalipun, equity masih bertahan 50%.
Margin Stop, menentukan persentase stop berdasarkan margin. Seorang trader dapat menggunakan 1 lot transaksi dan menentukan stop berdasarkan kemampuan modal margin 1 lot, misal $1,000 setiap 1 lot transaksi. Metode ini membutuhkan trader untuk memecah accountnya $10,000 menjadi 10 bagian transaksi.
Kedua model stop seperti ini, menyandarkan resiko pada faktor internal penggunanya bukan dari eksternal, seperti misalnya penyesuaian terhadap karakter dan fluktuasi pasar.
2. Technical Stop
Cara menutup posisi yang dihitung/ dianalisis berdasarkan kondisi pasar. Penentuan stop jenis ini adalah yang paling direkomendasikan oleh trader profesional. Technical stop dapat ditentukan berdasarkan kondisi indikator atau oscillator tertentu, atau dapat dilakukan hanya melalui pengamatan pada grafik.
Berdasarkan Indikator
Perpotongan MA atau oscillator yang telah mencapai level ekstrim adalah contoh bagaimana analisa teknikal cukup membantu dalam level menentukan stop.
Gambar 1 Contoh transaksi dan stop dengan MA, Euro Hourly
Sebagai contoh, gambar 1 memperlihatkan peluang yang dapat dimanfaatkan ketika crossover moving average terjadi. Setelah Anda mengambil posisi pada crossover pertama yang mengindikasikan sell, Anda disarankan menggunakan stop pada perpotongan kedua yang diindikasikan dengan garis merah. Biasanya juga disarankan untuk menutup posisi atau berbalik arah posisi ketika terjadi perpotongan selanjutnya.
Sebelum menggunakan stop ini, Anda sebaiknya menguji secara visual terlebih dahulu MA periode berapa yang terbaik digunakan pada instrumen yang Anda pilih.
Berdasarkan titik signifikan harga
Grafik adalah kaya akan informasi. Anda dapat memilih stop loss tanpa menambah indikator yang lain. High terbaru mengindikasikan resistance dan low terbaru mengindikasikan support. Menempatkan entry point dan stop loss berdasarkan metode tersebut dapat digunakan seperti yang ilustrasi pada gambar 2.
Gambar 2 Entry point dan Stop berdasarkan high atau low yang terbaru pada Euro Hourly Chart
Anda dapat menjual ketika harga breakout dan memasang stop loss pada level high sebelum breakout terjadi. Ketika sebuah breakout terjadi, hal ini bisa berarti perubahan tren, sehingga bisa berfungsi sebagai entry yang bagus, tetapi juga dapat berfungsi sebagai exit point, jika breakout terjadi pada arah sebaliknya. Metode tersebut dapat diaplikasi untuk memasuki posisi beli, dan memasang stop loss pada low terbaru.
Menempatkan Trailing Stop
Stop loss tidak harus statis, dapat juga berubah-ubah sesuai dengan kondisi pasar. Setelah menentukan level stop awal (initial stop), seorang trader dapat menyesuaikannya kembali. Stop ini sering disebut dengan trailing stop, yakni perubahan level stop yang digunakan dengan tujuan untuk mengunci keuntungan dan menjaganya agar tidak berubah menjadi kerugian. Seperti pernyataan “Limit your losses and let your profit runs”, yang sering disarankan oleh para profesional.
Trailing stop dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah kelipatan poin, ketika harga bergerak sesuai harapan Anda.
Sebagai contoh, seorang trader yang membeli EUR/USD pada harga 1.4200 dan menetapkan 200 poin sebagai trailing stop pada 1.4000 pada awal transaksi seperti yang terlihat pada gambar 3.
Ketika harga telah mencapai 1.4400, level stop loss dirubah menjadi 1.4200 (bergerak 200 poin ke atas) dan ketika harga bergerak ke 1.4600, stop loss berada di level 1.4400.
Demikian seterusnya, hingga ketika terjadi koreksi lebih dari 200 poin, transaksi sudah terlikuidasi.
Gambar 3: Trailing Stop of 200 points on a EUR/USD Hourly Chart
Penggunaan trailing stop mencegah keuntungan yang telah diperoleh trader berubah menjadi kerugian. Seseorang yang tidak menggunakan trailing stop akan berakhir pada kerugian 200 poin jika hanya mengandalkan stop awal saja.
Let your profit runs, bukan berarti tidak mengamankan keuntungan sama sekali. Ketika terjadi pergerakan satu arah yang minim atau bahkan tidak memiliki koreksi sama sekali, keuntungan trader terakumulasi terus tanpa sempat menyentuh level stop manapun. Namun jika terjadi pembalikan harga dengan cepat, disinilah letak trailing stop bekerja, mengawal keuntungan.
Review- Ketika trading, seseorang perlu memilih timeframe yang sesuai dengan karakteristik dan strategi trading.
- Ada tiga jenis timeframe yang harus dipertimbangkan yaitu long term, medium term dan intraday.
- Dua jenis stop loss penting adalah equity stop dan technical stop.
- Menggunakan trailing stop memungkinkan Anda untuk menerapkan ungkapan: “Limit your losses and let your profits run” ke dalam aktifitas trading Anda.